Apa Benar Silaturrahim Bisa Membuka Pintu Rezeki? Begini Penjelasan Ulama

silaturahmi membuka pintu rezeki

Kolatera.com – Islam telah menggarisbawahi pentingnya menjaga hubungan tali silaturrahim. Siapa pun yang berharap mendapatkan tambahan rezeki, doa kebaikan bagi keturunan dan keberkahan dalam kehidupannya, seharusnya memprioritaskan menjaga hubungan baik dengan kerabat dan sesama.

Dalam perspektif Islam, hubungan tali silaturrahim bukan hanya sebagai kewajiban sosial, melainkan juga merupakan sarana yang dianugerahkan Allah SWT untuk menambahkan rezeki serta memberikan berkah dalam kehidupan dan keturunan seseorang.

Lembaga Fatwa Mesir, Dar al-Ifta, menjelaskan, hubungan tali silaturrahim memiliki peran yang signifikan dalam mengarahkan seorang Muslim kepada keberkahan dan kelimpahan rezeki.

Dengan menjaga dan memperkuat ikatan dengan kerabat serta sesama, seseorang membuka pintu-pintu rahmat dan berkah dari Allah SWT.

Karena itu, dalam praktik kehidupan sehari-hari, penting bagi umat Islam untuk senantiasa memelihara hubungan baik dengan keluarga dan masyarakat di sekitarnya sebagai bagian dari upaya mendapatkan ridha dan berkah dari Sang Pencipta.

Bentuk ikatan silaturrahim yaitu berupa kunjungan dan komunikasi. Dalam syariat Islam pun, seorang Muslim harus menjaga hubungan silaturrahim dengan kunjungan dan komunikasi telepon.

Dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu ‘anhu bahwa seorang laki-laki berkata; “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga.” Orang-orang pun berkata, “Ada apa dengan orang ini, ada apa dengan orang ini.”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Biarkanlah urusan orang ini.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melanjutkan sabdanya, “Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya, menegakkan sholat, dan membayar zakat serta menjalin tali silaturrahim.” Abu Ayyub berkata, “Ketika itu beliau berada di atas kendaraannya.”

Direktur Departemen Fatwa Lisan Dar al-Ifta Mesir, Syekh Uwaidah Utsman memaparkan, ayat-ayat suci Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW menyerukan untuk menjaga tali silaturrahim atau hubungan kekerabatan.

Dia juga menjelaskan, yang dimaksud ‘rahim’ yaitu kerabat di pihak pria dan perempuan, baik itu ayah maupun ibu.

“Sedangkan makna ‘silah’ (hubungan/ikatan) adalah kebaikan kepada kerabat baik dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Ini termasuk mengunjungi mereka, memeriksa kondisi mereka, bertanya kabar mereka, membantu mereka yang membutuhkan, dan memperjuangkan kepentingan mereka,” kata dia.

Syekh Utsman juga menekankan, menjaga ikatan kekerabatan atau silaturrahim itu diutamakan. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah. Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam. Siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya” (HR Bukhari)

“Tiga hal, yaitu menghormati tamu, menjaga silaturrahim, dan mengeluarkan perkataan yang baik, adalah bentuk saling tolong-menolong dan kasih sayang. Rasulullah mengaitkan hal itu dengan keimanan. Jadi, orang yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir pastilah ia tidak memutuskan silaturrahim (hubungan kekerabatan), karena, ini adalah tanda keimanan seseorang,” kata Syekh Utsman. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *