(KOLATERA.COM) – PEKANBARU, – SMPN 8 Pekanbaru raih juara 1 untuk kategori Olahraga Tradisonal dalam Festival Budaya Melayu Riau 2024 yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Riau yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Sabtu, (7/9/2024 bertempat di Taman Budaya Riau.
Pihak SMPN 8 Pekanbaru juga berterima kasih kepada panitia acara. “Terima kasih kepada Dinas Kebudayaan Provinsi Riau dan Kemendikbudristek,” tutur Gusmulyadi Putra, guru pembina dari SMPN 8 Pekanbaru dengan gembira.
Ketika ditanya, apa-apa saja kendala mereka dalam mengikuti lomba, ia menjelaskan tak ada kendala. Gusmulyadi juga mengungkapkan terima kasih kepada penyenggara, juga dari Kepala Sekolah SMPN 8 Pekanbaru yang telah mempercayainya sebagai pembina.
“Tidak ada kendala. Kami sebagai peserta dari SMPN 8 Pekanbaru dan Kepala sekolah mengungkapkan ribuan terima kasih telah ditunjuk untuk menjadi perwakilan Pekanbaru kota di ajang Pekan Olahraga tradisional, dan ucapan terima kasih kepada panitia yang telah memberikan pelayanan yang amat baik mulai dari penginapan dan dan kosumsi makan yang amat baik,” ucap Gusmulyadi senang.
Ia juga berharap semoga olahraga tradisional ini terus dilaksanakan agar tradisi permainan rakyat ini masih bisa terus dikenal dan bisa dimainkan oleh generasi yang akan datang.
Ada pun susunan tim SMPN 8 Pekanbaru yakni Gusmulyadi putra (Pembina), Juanda Firman (engrang), Rangga Saptiyan (Balap Karung), Rafki Rohman (Bakiak), dan Khalisah Fikratuha (balok).
“Dan terima kasih atas uang pembinaan yang telah diberikan, ” tutup Gusmulyadi.
Sebelumnya, Festival Budaya Melayu tahun 2024 oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Riau bersama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengusung tema besar yaitu “Rempah dalam Khazanah Alam Melayu Riau: Meramu Hulu Menghimpun Muara”.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen menegaskan bahwa pada tahun ini FBM diselaraskan dengan program prioritas nasional di Ditjenbud untuk pendukungan event Jalur Rempah.
Dengan demikian sejumlah program yang dirumuskan bersama pihak dari unsur stakeholders kebudayaan dan komunitas diazamkan untuk menitik-beratkan bagaimana peran Riau pada Jalur Rempah nusantara.
“Riau sebagai bagian dari wilayah nusantara tentu saja memiliki irisan yang jelas terhadap Jalur Rempah, baik di sisi kebudayaan apalagi keekonomian. Festival ini selain menarasikan sejarah, budaya, dan masyarakat dalam literasi Jalur Rempah, juga berupaya agar tradisi dan kebiasaan yang berkait kelindan dengan khazanah rempah dan kekayaan alam Riau tersebut kembali direvitalisasi untuk masa depan kebudayaan,” papar Kadisbud Riau.
Menurut Raja Yose, FBM akan menjadi ruang bersama bagi komunitas dan masyarakat umum untuk menyimpai kearifan lokal, tradisi budaya, hutan tanah serta potensi alam lingkungan dan adat istiadat untuk mengokohkan jati diri Melayu Riau dalam kenusantaraan.
“Riau mendukung program event Jalur Rempah nasional melalui Festival Budaya Melayu yang dikerjasamakan dengan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada Ditjenbud yang telah memberi laluan kepada Provinsi Riau untuk bersama-sama mendukung Jalur Rempah menjadi Warisan Dunia,” kata Raja Yoserizal
Beberapa program utama FBM yang berlangsung pada 29 Agustus hingga 8 September 2024 antara lain Diskusi Budaya Jalur Rempah, Seminar Jalur Rempah dan Tradisi Lisan, Workshop Cipta Karya Tradisi Lisan, Sayembara Pantun “Etno Medicine”.
Kemudian, ada pula Pameran Fotografi “Cerita Rempah dan Kekayaan Alam Riau”, Pameran Warisan Budaya Takbenda Indonesia “Layang Kuau Raja Tebuk Isi”, Pameran Warisan Budaya di Jalur Rempah.
Lalu, Seni Instalasi “Mengiliu”, Pameran Makanan Melayu Riau “Segenap Perisa”, Panggung Pertunjukan dan Pergelaran Seni Budaya, Olahraga Tradisional dan Kreativitas “Laman Mastautin” dan lainnya.
Adapun kerja bersama ini didukung oleh sejumlah lembaga dan komunitas, antara lain Lembaga Adat Melayu Riau, Asosiasi Tradisi Lisan Riau, Dewan Kesenian Riau, PaSKI Pengda Riau, serta berbagai unsur komunitas budaya, pelaku budaya, seniman, dan lain-lain.***